Pagar Pengaman Jalan (guard rail) Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 82 Tahun 2018

Pagar Pengaman berfungsi untuk melindungi daerah atau bagian jalan yang membahayakan bagi pengguna jalan.
Pemilihan jenis pagar pengaman dengan mempertimbangkan:
a. kecepatan rencana;
b. ruang yang tersedia untuk mengakomodasikan defleksi pagar saat terjadi tabrakan;
c. kekuatan bahan yang bisa menahan laju kendaraan saat hilang kendali;
d. ketepatan penempatan dan pemasangan;
e. tingkat kekakuan (stiffhes) pagar yang dipasang.

Pagar pengaman dipasang pada tepi luar badan jalan dengan jarak paling dekat 60 (enam puluh) sentimeter dari marka tepi jalan.
Pagar pengaman dilengkapi dengan tanda dari bahan bersifat reflektif dengan warna sesuai dengan warna patok pengarah pada sisi yang sama.
Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 82 Tahun 2018 Tentang Alat Pengendali dan Pengaman Pengguna Jalan pada BAB III Pasal 6 Alat pengeman pengguna jalan terdiri atas:
Pagar Pemgaman (guardrail), Cermin Tikungan, Patok lalu Lintas (delineator), Pulau Lalu Lintas, Pita Penggaduh, Jalur Penghentian Darurat dan Pembatas Lalu Litas.

Pagar Pengaman (guardrail) yang meliputi:
a. Pagar Pengaman kaku (rigid)
b. Pagar Pengaman semi kaku
c. Pagar Pengaman fleksibel

Pagar Pengaman harus dilengkapi dengan tanda dari bahan bersifat reflektif dengan warna merah pada sisi kiri arah lalu lintas dan putih pada sisi kanan arah lalu lintas. Bahan bersifat reflektif berbentuk lingkaran dengan ukuran diameter paling kecil 80 mm (delapan puluh milimeter).
Ukuran jarak pemasangan tanda sebagai berikut:
  • 4 (empat) meter untuk jalan menikung dengan radius tikungan kurang dari 50 (lima puluh) meter;
  • 8 (delapan) meter untuk jalan menikung dengan radius tikungan lebih dari 50 (lima puluh) meter;
  • 12 (dua belas) meter untuk jalan lurus dengan kecepatan antara 60 (enam puluh) kilometer per jam sampai dengan 80 (delapan puluh) kilometer per jam; dan
  • 20 (dua puluh) meter untuk jalan lurus kecepatan di atas 80 (delapan puluh) kilometer per jam.
Dalam pemilihan jenis Pagar Pengaman yang akan dipasang harus mempertimbangkan antara lain:
- kecepatan rencana;
- jarak ruang bebas yang tersedia untuk mengakomodasikan defleksi pagar saat terjadi tabrakan;
- kekuatan bahan;
- karakteristik jalan;
- kondisi geografi;
- fungsi jalan; dan
- geometri ruang milik jalan.

Kriteria untuk pemasangan Pagar Pengaman Jalan antara lain:
1. jurang atau lereng atau tempat tertentu dengan kedalaman lebih dari 3,5 (tiga koma lima) meter dan kelandaian lebih dari 33 % (tiga puluh tiga) persen;
2. tikungan pada bagian luar jalan dengan radius tikungan lebih dari 30 (tiga puluh) meter dimana di sisi jalan terdapat potensi bahaya (hazard); dan
3. ruang milik jalan (rumija) yang terdapat bangunan struktur di sisi bahu jalan seperti pilar jembatan, tiang lampu, atau bangunan lain yang berpotensi mambahayakan.


A. Pagar Pengaman Kaku (rigid)

Pagar Pengaman kaku harus kokoh serta tidak berubah bentuk dan/atau tetap di posisinya saat ditabrak oleh kendaraan.
Pagar Pengaman kaku terbuat dari bahan atau material berupa beton cor dengan kualitas mutu K-350.
Pagar Pengaman kaku dipasang pada lokasi dimana ruang defleksi yang tersedia kurang dari 1.000 (seribu) milimeter dan/atau pada tepi jalan yang tidak memiliki bahu jalan serta perbedaan ketinggian yang sangat curam. Pagar Pengaman kaku dapat berfungsi sebagai median jalan, penampang melintang jalan terbatas, penutup jalan dan separator pemisah jalur.
Pagar Pengaman kaku terdiri atas :

1. New Jersey Shape didesain dengan bentuk miring pada bagian bawah guna menghindari kerusakan lebih pada kendaraan saat tertabrak.
Spesifikasi dari New Jersey Shape adalah :
- ketinggian paling sedikit 810 (delapan ratus sepuluh) millimeter
- lebar penampang atas 152 (seratus lima puluh dua) millimeter;
- lebar penampang bawah 610 (enam ratus sepuluh) millimeter; dan
- dipasang pada jalan dengan kecepatan rata - rata maksimal 50 (lima puluh) kilometer per jam.
New Jersey Shape


2. Single Slope didesain dengan bagian bawah lebih lebar dibandingkan bagian atas..
Spesifikasi dari Single Slope adalah :
- ketinggian paling kecil 1.067 (seribu enam puluh tujuh) milimeter;
- lebar penampang atas paling kecil 200 (dua ratus) milimeter;
- lebar penampang bawah paling kecil 610 (enam ratus sepuluh) millimeter; dan
- dipasang pada jalan dengan kecepatan rata - rata antara 70 (tujuh puluh) sampai dengan 80 (delapan puluh) kilometer per jam.
Single Slope


3. F Shape memiliki desain sisi miring bagian bawah dibuat lebih rendah guna memberikan low impact saat tabrakan..
Spesifikasi dari Single Slope adalah :
- ketinggian paling kecil 810 (delapan ratus sepulih) milimeter;
- lebar penampang atas paling kecil 200 (dua ratus) milimeter;
- lebar penampang bawah paling kecil 570 (lima ratus tujuh puluh) millimeter; dan
- dipasang pada jalan dengan kecepatan rata - rata antara 80 (delapan puluh) sampai dengan 100 (seratus) kilometer per jam.
F Shape

4. Vertical Shape didesain menerus dengan penampang bagian atas dan penampang bagian bawah mempunyai ukuran yang sama
Spesifikasi dari Single Slope adalah :
- ketinggian paling kecil 810 (delapan ratus sepulih) milimeter;
- lebar penampang atas dan bawah paling kecil 300 (tiga ratus) millimeter.

Vertical Shape



Penempatan Reflektor pada Pagar Pengaman Kaku




B. Pagar Pengaman Semi Kaku

Pagar Pengaman semi kaku berupa batang baja profil yang dipasang melintang terhadap tiang penopang atau post.yang terdiri dari beberapa komponen meliputi:
  1. Beam (bentuk penampang W) adalah komponen yang dipasang sejajar dengan jalan. Terbuat dari baja profil W dengan ketebalan 2.7 mm
  2. Post (tiang penyangga / supporting post) terbuat dari baja profil U dan berfungsi untuk menegakkan dan memperkokoh berdirinya lempengan besi. Lebar minimal 180 mm, tebal 4.5 - 6.0 mm, panjang total 1800 mm, ketinggian tiang efektif diatas permukaan tanah sebesar 655 mm.
  3. Besi Pengikat (blocking piece) berfungsi sebagai pengikat antara tiang penyangga dengan lempengan besi (beam) terbuat dari baja profil U dengan ketebalan penampang plat minimal 6 mm, panjang 350 mm, lebar 175 mm.
  4. Terminal end adalah komponen yang dipasang pada ujung beam. Terbuat dari bahan baja dengan ketebalan 2.7 mm, berbentuk menyerupai sendok. Komponen ini berfungsi sebagai penutup ujung dari beam tajam.
  5. Baut, mur, dan ring pengikat; dan
  6. Reflektor berupa lembaran stiker retroreflektif yang dipasang di W beam.
Terdapat 2 (dua) ukuran standart pagar pengaman semi kaku yang berlaku yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI) dan American Association of Stage Highway and Transportation Officials (AASHTO)
Uraian komponen Utama Pagar Pengaman Semi Kaku


Tabel Ukuran dan Momen Inersia Bahan Beam dan Post

Tabel Komposisi Logam Bahan Beam dan Post


Komponen Pagar Pengaman semi kaku wajib dilapisi proteksi anti korosi berupa proses galvanisasi dengan ketebalan paling kecil 70 (tujuh puluh) mikron.
Pagar Pengaman semi kaku harus dirancang dapat mengalami deformasi dan menyerap energi atau beban benturan saat tertabrak kendaraan.

Pagar Pengaman semi kaku berfungsi untuk:
a. pengamanan pada tikungan jalan;
b. pengamanan kendaraan hilang kendali pada sisi kiri dan kanan jalan;
c. pengaman sisi kiri atau sisi kanan jalan yang berimpitan langsung dengan jurang atau lereng atau tempat tertentu dengan kedalaman lebih dari 3,5 (tiga koma lima) meter; dan
d. melindungi obyek berbahaya seperti jembatan atau bangunan lainnya.

Pagar Pengaman semi kaku selain menggunakan bahan dari besi baja galvanis dapat juga dibuat dengan menggunakan bahan material:
a. polyvinyl chloride (PVC);dan
b. high-density polyethylene (HDPE).

Spesifikasi pemasangan pagar pengaman semi kaku sebagai berikut
a. tinggi bagian permukaan atas pagar terhadap permukaan perkerasan paling kecil 650 (enam ratus lima puluh) milimeter dan paling tinggi 800 (delapan ratus) millimeter
b. jarak pemasangan antar tiang paling tinggi 2.000 (dua ribu) milimeter;
c. tiang ditanam dalam tanah dengan kedalaman antara 1.100 (seribu seratus) milimeter sampai dengan 1.250 (seribu dua ratus lima puluh) millimeter
d. permukaan pondasi bagian atas lebih tinggi daripada permukaan perkerasan dengan ketinggian paling tinggi 100 (seratus) milimeter;
e. permukaan sisi atas harus rata antara tiang, blocking, dan beam; dan
f. pada bagian sambungan antar beam yang berupa sambungan mur baut, batang beam yang dipasang di sisi luar adalah batang beam yang ujungnya searah arus lalu lintas.




Detail Desain Pondasi Post Jenis Beton Cor Pagar Pengaman Semi Kaku


Secara umum sistem urutan pemasangan pagar pengaman semi kaku terdiri dari bagian pangkal pagar keselamatan atau disebut terminal, panel longitudinal, dan sambungan dengan tipe pagar lain, seperti pagar keselamatan kaku atau parapet jembatan melalui panel koneksi atau disebut komponen transisi.

Pagar pengaman semi kaku yang dipasang dengan cara dipancang pada tanah harus memenuhi ketentuan:
  • 1. Lokasi untuk pemasangan tiang memiliki California Bearing Ratio (CBR) tanah 6 (enam) %.
  • 2. Saat pemadatan, ketebalan maksimum setiap lapisan yang dipadatkan tidak lebih dari 150 (seratus lima puluh) milimeter, kecuali satu lapisan dengan maksimal ketebalan 200 (dua ratus) milimeter yang dipadatkan dengan peralatan khusus.
  • 3. Pembentukan dan pemadatan tanah menggunakan air sesuai dengan kebutuhan untuk memberikan kadar air yang optimum saat pemadatan.
  • 4. Pemasangan pagar semi kaku dengan cara dipancang sampai kedalaman jurang atau lereng maksimal 3,5 (tiga koma lima) meter dan untuk kedalaman lebih dari 3,5 (tiga koma lima) meter harus memakai pagar semi kaku dengan pondasi beton cor.


C. Pagar Pengaman Fleksibel

Pagar pengaman fleksibel menggunakan kabel baja (wire rope) yang direntang untuk menahan dan mengarahkan kembali kendaraan yang lepas kendali. Kabel baja akan mengalami defleksi ketika ditabrak oleh kendaraan yang lepas kendali dan menyerap gaya akibat tabrakan sehingga kendaraan akan melambat. Kabel baja akan menahan kendaraan saat bergerak di sepanjang pagar sementara patok-patoknya akan roboh. Kendaraan yang lepas kendali tersebut diarahkan kembali ke jalan atau diperlambat sampai berhenti setelah menyusuri kabel.

Jenis dan Ukuran:
  1. Kabel baja diameter 3/4 inci sampai dengan 7/8 inci untuk jalan nasional
  2. Kabel baja diameter 1/2 inci untuk fasilitas pejalan kaki dan lajur khusus sepeda serta utilitas lainnya.
  3. Bentuk post C-Shaped dengan ukuran 50 mm x 100 mm x 4 mm.
Pagar Pengaman fleksibel yang dimaksud berupa Pagar Pengeman fleksibel jenis wire rope yang terdiri dari beberapa komponen meliputi:
a. kabel baja;
b. tiang penyangga (supporting post);
c. pengunci kabel (cable hook);
d. penutup tiang penyangga (post cap);
e. rumah pondasi tiang penyangga (post socket); dan
f. reflektor.

Pagar Pengaman fleksibel berfungsi untuk pengamanan sisi kiri dan kanan pada jalan lurus; dan pemisah antara jalan dengan fasilitas lain, meliputi:
- pejalan kaki;
- jalur khusus sepeda; dan
- utilitas lainnya.




D. Pagar Pengaman Lainnya
 
Pagar Pengaman terminal dengan bantalan tabrakan (crash cushion)
Terminal dengan bantalan tabrakan (crash cushion) dirancang untuk menyerap energi dari kendaraan yang menabrak dan bertahap akan melambat secara terkendali untuk berhenti.
Terminal dengan bantalan tabrakan (crash cushion) dipasang pada lokasi:
a. ujung pagar median beton;
b. pilar jembatan; dan
c. hazard di simpang bercabang pada jalan bebas hambatan/jalan tol.
Crash Cushion


Pagar Pengaman safety roller

Safety roller merupakan Pagar Pengaman yang menyerap energi kejut dengan gesekan minim sehingga mampu mengarahkan gerak kendaraan akibat dari benturan yang dipasang hanya pada jalan menikung.
Safety roller meliputi komponen:
a. roller,
b. pin;
c. poros; dan
d. rail.

Safety roller dipasang dengan ketentuan:
a. dalam satu poros dipasang paling sedikit 2 (dua) buah roli;
b. ketinggian pemasangan roller paling tinggi 850 (delapan ratus lima puluh) milimeter dari permukaan perkerasan;
c. jarak pemasangan dari marka tepi paling dekat 600 (enam ratus) milimeter;
d. jarak pemasangan poros antar roller antara 650 (enam ratus lima puluh) sampai dengan 675 (enam ratus tujuh puluh lima) milimeter;
e. kedalaman pondasi pemasangan paling dalam 1.250 (seribu dua ratus lima puluh) milimeter; dan
f. jarak antar pondasi paling jauh 2.000 (dua ribu) milimeter.
Komponen Utama Safety Roller

Pemasangan Safety Roller di tikungan jalan
Roller menyerap benturan kejutan (energi kejutan -> energi rotasi)
Rel depan menyerap tabrakan ke -2
Kembali rel menyerap tabrakan ke -3
Pipa logam dimasukkan ke dalam untuk memperkuat post.
Ukuran Detail Desain Safety Roller


Tidak ada komentar:

Posting Komentar