Dinding Turap atau Sheet Pile adalah dinding vertikal relatif tipis yang berfungsi untuk menahan tanah, menahan masuknya air ke dalam lubang galian dan penahan tebing galian pada saat pembuatan pondasi abutment atau pilar jembatan
Melakukan Pengadaan Turap Baja
Didalam mempersiapkan kebutuhan material diperlukan melakukan pengecekan terhadap kebutuhan volume di lapangan. Selanjutnya mengadakan Turap Baja dengan cara mendatangkan dari pabrik/produsen. Turap Baja yang digunakan bersertifikasi uji laboratorium dari pabrik dan sesuai spesifikasi yang disyaratkan.
Jenis Peralatan yang digunakan
Sebelum memulai pekerjaan pemancangan, kesiapan peralatan beserta kelengkapannya harus bisa diyakini berfungsi sebagaimana mestinya dan mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas/ Direksi Pekerjaan.
Sebelum dilakukan pemancangan, turap/sheet-pile harus diberi tanda-tanda untuk identifikasi.dan diperiksa terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan untuk dipancang.
Untuk mengetahui masuknya turap ke dalam tanah maka setiap tiang harus diberi tanda dengan cat minimum tiap jarak 1 meter.
Proses Pemancangan Turap Baja
Tahapan dalam pelaksanaan pemancangan adalah sebagai berikut::
- Persiapan lokasi pemancangan, mempersiapkan lokasi dimana alat pemancang akan diletakan, tanah haruslah dapat menopang berat alat. Bilamana elevasi akhir kepala turap di bawah permukaan tanah asli, maka galian harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan agar dasar pondasi tidak terganggu oleh penggalian diluar batas-batas yang ditunjukan oleh gambar kerja.
- Persiapan alat pemancang. Pelaksana harus menyediakan alat untuk memancang turap yang sesuai dengan jenis tanah dan jenis turap sehingga turap tersebut dapat menembus masuk pada kedalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya dukung yang telah ditentukan, tanpa kerusakan. Bila diperlukan, pelaksana dapat melakukan penyelidikan tanah terlebih dahulu.
- Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis crane, diesel atau hidrolik. Berat palu pada jenis drop hammer sebaiknya tidak kurang dari jumlah berat tiang beserta topi pancangnya. Sedangkan untuk diesel hammer berat palu tidak boleh kurang dari setengah jumlah berat tiang total beserta topi pancangnya ditambah 500 kg dan minimum 2,2 ton.
- Pemancangan Turap harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel. Sheet Pile diikatkan pada sling yang terdapat pada alat, lalu ditarik sehingga tiang pancang masuk pada bagian alat.
- Pemancangan turap harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi tertentu sesuai dengan perencana atau Direksi Pekerjaan. Selanjutnya dilakukan pemancangan di titik berikutnya dengan langkah yang sama..
- Untuk mengetahui masuknya turap ke dalam tanah maka setiap turap harus diberi tanda dengan cat minimum pada setiap meternya.
- Pemasangan Angkur Pemasangan angkur ini bertujuan sebagai tempat perletakan guide beam agar berdiri sejajar dengan garis titik kelurusan yang sudah ditentukan oleh para surveyor.
- Pemasangan Guide beam, Guide beam ini adalah tempat turap berdiri tegak yang sengaja di desain dan digunakan untuk membantu menegakkan turap agar mempermudah proses pernancangan ketika akan dipukul menggunakan hammer atau vibro.
- Proses Pengangkatan Turap Baja, Pengambilan untuk dipasang pada posisi pemancangan harus diperhitungkan terhadap momen karena berat sendiri.
- Pemancangan menggunakan Hydraulic Hammer atau menggunakan Vibratory Hammer.
- Proses Pelepasan Guide Beam, setelah proses pemancangan berada pada ketinggian yang sesuai dengan tinggi guide beam, unttik memperlancar proses pemancangan sampai pada tanah keras, maka terjadi pelepasan guide beam. Karena guide beam itu sendiri hanya berfungsi sebagai frame atau penyanggah agar letak turap tetap stabil pada saat pemukulan hal itu dikarenakan turap terlalu panjang, sehingga perlu bantuan untuk menyanggah agar turap tetap tegak lurus.
- Proses Pengukuran Kembali Terhadap Kelurusan, setelah pelepasan guide beam dan turap sudah benar-benar berada pada posisi tegak lurus, Maka Surveyor melakukan pengukuran atau membidik kembali titik-titik yang sudah ditentukan di awal pekerjaan apakah letak turap sudah benar-benar lurus dan tegak, sehingga tidak akan mengalami sleding yang ditimbulkan karena struktur tanah dan mengakibatkan turap sewaktu-waktu bergeser karena tanah yang berhubungan dekat dengan air. Batas toleransi elevasi pergeseran pancang adalah + 10 cm.
- Proses Pemukulan Kembali Setelah pelepasan Guide Beam, setelah proses pelepasan guide beam dan pengukuran terhadap kelurusan turap maka langkah selanjutnya adalah melanjutkan pemukulan turap menggunakan alat pancang yan sesuai kebutuhan untuk mencapai tanah keras
- Pelaksanaan test yang dilakukan antara lain, PDA Test, Loading Test, Tensioned Load Test.
- Pekerjaan Tie Rod & pemasangan kanal UNP (Pemasangan Wale Steel CNP dan Tie rod). Setelah proses pemancangan selesai, maka langkah selanjutnya adalah memasang Wale Steel CNP dan Tie rod agar pancang tidak lari atau bergeser karena sifat tanah jika terkena air maka akan berubah sewaktu-waktu. Untuk menghindari kejadian tersebut maka dilakukan pemasangan Wale Steel CNP yang panjangnya sekitar ± 6 meter karena hanya per segmen saja yaitu berisi 6 buah pancang. Letaknya di belakang pancang, serta dilakukan bersamaan dengan pemasangan Tie rod yang letaknya didepan pancang, berfungsi mengunci pancang yang saling berhadapan..
- Pekerjaan Pemotongan Sisa Turap Top Level. Setelah proses pemancangan, bila terdapat turap yang tersisa diatas elevasi rencana, hal ini karena karakteristik tanah setiap titik berbeda-beda, sehingga pencapaian turap ke dalam tanah keras ikut berbeda juga. Untuk menyesuaikan tiang pancang tersebut terhadap gambar rencana, maka dengan cara memptong, untuk pemotongan turap baja digunakan alat blender (las potong) secara manual, dan hasil potongan dikumpulkan serta dibuang ke area aman yang telah ditentukan. Pada ikatan antara Turap dengan Lantai Konstruksi ditambahkan besi/angkur pada turap dengan pengelasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar