Pengendalian Mutu Pekerjaan Campuran Beraspal Panas

Pengendalian mutu merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan hasil pelaksanaan pekerjaan, dalam hal ini pekerjaan jalan raya.
Pengendalian mutu pada pelaksanaan pekerjaan campuran beraspal panas ini dikelompok-kan menjadi 2 (dua) tahapan, yaitu : pengendalian mutu di unit produksi aspal (proses pencampuran di unit pencampur aspal atau AMP, termasuk tempat penampungan bahan serta laboratorium) dan pengendalian mutu di lapangan (proses pelaksanaan yang meliputi penghamparan dan pemadatan).


Jenis AMP yang digunakan, adalah AMP jenis takaran yang diperlihatkan pada gambar.
Pengendalian mutu pekerjaan campuran beraspal diperlihatkan pada bagan alir.

AMP Jenis Takaran (Batch Mix Plant)
Keterangan :
1. Bin dingin (cold bins)
2. Pintu pengatur pengeluaran agregat dari bin dingin (cold feed gate)
3. Sistem pemasok agregat dingin (cold elevator)
4. Pengering (dryer)
5. Pengumpul debu (dust collector)
6. Cerobong pembuangan (exhaust stack)
7. Sistem pemasok agregat panas (hot elevator)
8. Unit ayakan panas (hot screening unit)
9. Bin panas (hot bins)
10. Timbangan Agregat (weigh box)
11. Pencampur (mixer atau pugmill)
12. Penyimpanan bahan pengisi (mineral filler storage)
13. Tangki aspal (hot asphalt storage)
14. Sistem penimbangan aspal (aspal weigh bucket)



Bagan Alir Pengendalian Mutu Campuran Beraspal Panas

Chek 1 :
 < Pengujian sifat-sifat fisik agregat
   dan aspal 

 < FCK
 < Trial compaction
 < Kesiapan alat lapangan dan AMP
Chek 2 :
 < Material di stock pile :
   -Quarrry/suplier tetap, tdk tercampur
   -Tidak terjadi segregasi
   -Kebersihan agregat
   -Bentuk butiran kubikal & pecah
   -Penumpukkan tidak terlalu tinggi
 < AMP :
   -Cold bin
       .Pemisah antar bin
       .Penggetar pada pintu bukaan
       .Kontinuitas aliran material
   -Dryer
   -Kondisi saringan baik
   -Kalibrasi timbangan
   -Temperatur aspal dan pencampuran
   -Lama pencampuran
 < Dump truk :
Chek 3 :
 < Cuaca mendung
 < Lahan telah siap,Permukaan kering & bersih
 < Pengaturan lalu lintas
 (flag man, rambu, dll) 

Chek 4 :
 < Finisher :
    -Panjang screw cukup dan berfungsi
    -Penggetar berfungsi (pemadatan)
 < Pengamatan visual :
    -Warna
    -Temperatur
    -Kerataan (hasil penghamparan)
 < Ketebalan
Chek 5 :
 < Pemadatan awal
 < Pemadatan antara
 < Pemadatan akhir
 < Jumlah lintasan pemadatan
 < Temperatur/waktu pengamatan
 <Pembersih pada roda pemadat
Pengujian :
 < Kerataan
 < Kepadatan dan tebal (core drill)
 < Tekstur


Pengujian Laboratorium 

Pengendalian mutu di laboratorium, meliputi : jumlah, kondisi, kesesuaian dimensi, kalibrasi alat laboratorium yang dipakainya, serta pengujian laboratorium terhdap sifat fisik atau mutu bahan yang akan digunakan untuk campuran beraspal (sebelum proses pencampuran), maupun pengujian laboratorium meliputi jenis dan frekuensi minimum pengujian selama dan setelah proses pelaksanaan pekerjaan campuran beraspal panas. 

Sebelum penggunaan, semua peralatan laboratorium harus dicek kesesuaian dengan persyararatan dalam spesifikasi dan dikalibrasi. Prosedur pengujian yang digunakan seperti SNI, AASHTO harus tersedia di laboratorium dan diaplikasikan secara benar 

Dimana setiap pengujian harus mencantumkan secara jelas nama dan jabatan personil penguji, pengawas dan yang menyetujuinya, serta jumlah, frekwensi, metoda pengambil-an contoh uji, dan metoda pengujian sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi. 



Pengujian sifat-sifat fisik bahan yang akan digunakan dalam rangka pembuatan FCK dan pelaksanaan di lapangan yang diperlukan pada bagian ini, antara lain tehadap : 



1. Sifat-sifat fisik agregat yang digunakan sebagai bahan baku , meliputi :
a. Ukuran butir, yaitu dengan melakukan analisa saringan
b. Gradasi, yaitu dengan melakukan analisa saringan
c. Kebersihan, yaitu dengan melakukan analisa saringan basah
d. Kekerasan, yaitu dengan melakukan uji keausan dengan mesin abrasi.
e. Bentuk partikel, yaitu dengan melakukan uji partikel ringan pada egregat, uji kepipihan agregat,
f. Tekstur permukaan agregat, yaitu dengan melakukan uji angularitas,
g. Kelekatan terhadap aspal, yaitu dengan melakukan pengujian kelekatan agregat terhadap aspal,
2. Sifai-sifat fisik aspal yang digunakan sebagai bahan baku , meliputi :
a. Durabilitas aspal, yaitu dengan melakukan uji penetrasi, uji titik lembek, uji kehilangan berat, uji daktilitas,
b. Adhesi dan kohesi, yaitu dengan melakukan uji kelekatan aspal terhadap agregat
c. Kepekaan terhadap temperatur, yaitu dengan melakukan uji penetrasi
d. Pengerasan dan penuaan, yaitu dengan melakukan uji penetrasi
e. Pengaruh terhadap temperatur pada proses pencampuran, pengangkutan, penghamparan, dan pemadatan, yaitu dengan melakukan uji viskositas
f. Keamanan dalam pelaksanaan, yaitu dengan melakukan uji titik nyala
g. Kelelehan aspal, yaitu dengan melakukan uji titik lembek
3. Sifat-sifat fisik campuran yang digunakan sebagai bahan olahan (campuran) dan bahan jadi (terpasang), meliputi :
a.  Daya tahan dan perubahan bentuk campuran, yaitu dengan melakukan uji Marshall (stabilitas dan pelelehan)
b. Rongga terisi aspal, rongga dalam agregat, rongga udara dalam campuran, berat isi atau berat jenis, yaitu dengan melakukan pengujian volumetrik, dll.
c. Kepadatan campuran, yaitu dengan melakukan uji kepadatan dari contoh yang diambil di lapangan, dll. 
Sedangkan jenis dan frekuensi minimum pengujian laboratorium (termasuk pengambilan contoh) yang diperlukan selama dan setelah proses pencampuran (pengendalian proses), adalah sebagaimana ditunjukkan pada tabel  berikut ini :

Minimum pengujian laboratorium yang dilakukan untuk maksud pengendalian proses sebagaimana tercantum dalan Tabel 1. tersebut diatas, yaitu antara lain : 
- Untuk bahan aspal drum dan curah, meliputi : pengujian penetrasi dan titik lembek. 

- Untuk bahan agregat, meliputi : pengujian abrasi, nilai setara pasir, dan gradasi. 

- Untuk campuran, antara lain meliputi : 

  • Temperatur campuran saat pengambilan contoh di instalsi pencampur aspal (AMP) maupun di lokasi penghamparan (satu per jam). 
  • Kadar aspal dan gradasi agregat yang ditentukan dari hasil ekstraksi kadar aspal paling sedikit dua contoh. Bilamana cara ekstraksi sentrifugal digunakan maka koreksi abu harus dilaksanakan seperti yang disyaratkan SNI 03-3640-1994. 
  • Kepadatan Marshall harian dengan detil dari semua benda uji yang diperiksa. 
  • Stabilitas, kelelehan, Marshall Quotient, paling sedikit dua contoh. 
  • Rongga dalam campuran pada kepadatan membal (refusal), yang dihitung berda-sarkan Berat Jenis Maksimum campuran perkerasan aspal (AASHTO T209-90).
  • Kepadatan hasil pemadatan di lapangan dan persentase kepadatan lapangan relatif terhadap Kepadatan Campuran Kerja untuk setiap benda uji inti (core). 

Karena aspal merupakan material termoplastis, maka mutu campuran beraspal panas sangat ditentukan pula oleh nilai viskositas aspalnya baik selama pencampuran maupun selama pelaksanaan penghamparan dan pemadatan, termasuk juga pada saat penuangan campuran ke alat pengangkut (truk) dan pasokan ke alat penghampar (finisher), sebagaimana ditunjukkan pada Tabel berikut ini :


Temperatur pencampuran dan pemadatan untuk setiap jenis aspal yang digunakan adalah berbeda. Berdasarkan hasil pengujian di laboratorium jenis aspal tersebut akan diperoleh hubungan antara viskositas dengan temperatur sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2. tersebut dan contoh grafik hubungan antara viskositas dan temperature sebagaimana ditunjukkan pada Gambar berikut ini : 




Pengendalian Mutu di Unit Pencampur Aspal (AMP) 
Pengendalian Mutu sebelum dan selama produksi di AMP 

Tempat Penimbunan Agregat (Stock pile) 
Penyimpangan gradasi yang terjadi pada stock pile dapat menyebabkan operator AMP sulit dan bahkan tidak mungkin untuk mengadakan penyesuaian gradasi dalam waktu yang sangat terbatas. Pemeriksaan yang diperlukan pada bagian ini, antara lain tehadap : 
- Kondisi kebersihan agregat di stock pile, terutama kebersihan pasir
- Bentuk agregat kubikal, tidak pipih, dan keras
- Agregat agar tidak mengalami segregasi
- Agregat agar tidak tercampur dan tidak terkontaminasi dengan tanah lempung dan bahan lainnya
- Penumpukkan agregat tidak terlalu tinggi
Tempat Penampungan Aspal 
Pemeriksaan yang diperlukan pada bagian ini, adalah antara lain terhadap : 

- Kondisi dan fungsi kerja tangki aspal dan pemanasnya
- Kondisi dan fungsi kerja semua termometer, apakah sudah dikalibrasi
- Kerataan distribusi aspal kedalam tempat pencampur
- Kondisi dan fungsi kerja kapasitas dari pompa aspal (transfer pump)
- Kondisi dan fungsi kerja dari pompa penyemprot aspal (Spray pump)
- Kapasitas tangki aspal cukup besar sehingga dapat menampung dan memenuhi kebutuhan aspal saat AMP dioperasikan, serta aspal di dalamnya mudah terlihat.
- Setiap tangki harus dilengkapi dengan sebuah alat sensor thermometrik yang telah dikalibrasi sehingga temperatur aspal dari tiap tangki akan terkontrol.
Tempat Penampungan Aspal 

Pemeriksaan yang diperlukan pada bagian ini, adalah antara lain terhadap:

- Kondisi dan fungsi kerja tangki aspal dan pemanasnya
- Kondisi dan fungsi kerja semua termometer, apakah sudah dikalibrasi
- Kerataan distribusi aspal kedalam tempat pencampur
- Kondisi dan fungsi kerja kapasitas dari pompa aspal (transfer pump)
- Kondisi dan fungsi kerja dari pompa penyemprot aspal (Spray pump)
- Kapasitas tangki aspal cukup besar sehingga dapat menampung dan memenuhi kebutuhan aspal saat AMP dioperasikan, serta aspal di dalamnya mudah terlihat.
- Setiap tangki harus dilengkapi dengan sebuah alat sensor thermometrik yang telah dikalibrasi sehingga temperatur aspal dari tiap tangki akan terkontrol.
Unit Pencampur Aspal (AMP)

Pemeriksaan dan pengujian sebelum dan selama produksi campuran beraspal sangat diperlukan sebagai kontrol untuk mengetahui penyimpangan yang terjadi pada saat produksi dari Unit Pencampur Aspal, sehingga dapat segera diperbaiki.



Bin Dingin (Cold bin)

Pemeriksaan yang diperlukan pada bagian ini, adalah terhadap :

- Kondisi semua bin, kebesihan, keru-sakan atau lubang-lubang
- Kondisi dinding pemisah antara bin, apakah sobek atau bercelah
- Kondisi dan fungsi kerja sistem pengeluaran dan bukaan pintu
- Kondisi dan fungsi ban berjalan (dimensi, kecepatan, dan kapasitas pengangkut)
- Lebar loader terhadap mulut bin,
- Kondisi dan fungsi alat penggetar tiap bin (untuk yang ada alat penggetar).
- Kondisi dan fungsi ban berjalan.
- Kalibrasi bukaan bin dingin secara periodik.
Pengering (Dryer) dan Cerobong Pembuangan

Pemeriksaan yang diperlukan pada bagian unit pengering ini (lihat Gambar 7.), adalah antara lain terhadap : 

- Kondisi dan fungsi pengukur temperatur /suhu untuk pemanasan agregat dan apakah sudah dikalibrasi.
- Kondisi dan fungsi sistem pembakaran, pembakaran harus sempurna, hal ini dapat diindikasikan dari warna asap yang keluar dari cerobong asap adalah putih.Warna yang hitam menandakan pemba-karan tidak sempurna, sementara warna putih berkabut menandakan agregat mengandung kadar air yang relatif banyak.Sebagai contoh adalah pada saat pengambilan agregat dari hot bin, agregat terlihat berwarna hitam terselimuti jelaga.Akibatnya aspal tidak dapat masuk ke pori-pori agregat dan tidak dapat melekat dengan baik.
- Kadar air pada agregat harus seminimum mungkin, oleh karena itu lakukan pemeriksaan kadar air secara cepat, ambil contoh secukupnya, kemudian lewatkan cermin yang kering, atau spatula diatas agregat tersebut. Amati jumlah kadar air yang mengembun pada permukaan cermin atau spatula. Apakah masih mengandung kadar air yang mana akan menghalangi melekatnya aspal ke agregat
- Dimensi dan kecepatan putaran drum pengering
- Kebersihan bagian dalam drum pengering
- Kondisi dan fungsi lubang pemasukan dan pengeluaran agregat dari drum pengering
- Kemiringan drum pengering, apakah kemiringannya dudah sesuai persyaratan,
- Kondisi dan fungsi penyemprotan bahan bakar
- Suplai bahan bakar apakah cukup.
Sistem Pemasok Panas/Elevator Panas 

Pemeriksaan yang diperlukan pada bagian ini, adalah antara lain terhadap : 

- Kondisi dan fungsi kerja dari elevator panas
- Kondisi bukaan atas, tutup elevator panas, dan fungsi pengeluaran agregat dari elevator panas Saringan/Ayakan Panas
- Pemeriksaan yang perlu dilakukan pada bagian ini, adalah antara lain terhadap :
- Kondisi dan fungsi kerja serta kebersihan dari ayakan/saringan
- Kemampuan muat, ukuran dan kapasitas sa-ringan
- Kondisi dari dek saringan, jika ada yang ru-sak/robek harus segera diganti.
- Kondisi dan fungsi kerja dari penggetar, jika terjadi bunyi/suara yang tidak normal, periksa bantalannya
- Kondisi dan fungsi kerja dari motor peng-gerak

Bin Panas

Pemeriksaan yang dilakukan pada bagian ini, adalah antara lain terhadap : 

- Kondisi bak bin panas, apakah terjadi kebo-coran atau tidak
- Kondisi dan fungsi bin panas, fungsi unit hidrolik, fungsi bukaan, pipa pembuangan/ pengeluaran agregat
- Kondisi kebersihan bin panas, apakah bebas dari agregat halus/debu yang menempel dan menggumpal pada dinding bin akibat sisa kadar air setelah pemanasan
Bin Penampung dan Sistem Pemasok Bahan Pengisi (Filler)
Pemeriksaan yang diperlukan pada bagian ini, adalah antara lain terhadap : 

- Kondisi dan fungsi kerja dari bin penampung bahan pengisi
- Kondisi dan fungsi kerja dari pemasok bahan pengisi (filler feeder) dan screw feeder Kondisi dan fungsi kerja dari elevator bahan pengisi

Sistem Penimbangan Agregat dan Bahan Pengisi

Pemeriksaan yang dilakukan pada bagian ini, adalah antara lain terhadap : 

- Kondisi dan fungsi kerja serta sensitivitas timbangan agregat dan timbangan pengisi (filler), dan apakah sudah dikalibrasi.
- Kotak timbangan (weigh box), apakah tergan-tung bebas

Sistem Penimbangan Aspal

Pemeriksaan yang diperlukan pada bagian ini adalah antara lain tehadap kondisi dan fungsi kerja serta sensitivitas timbangan aspal, dan apakah sudah dikalibrasi atau belum
Pencampur (Mixer/Pugmill)
Pemeriksaan yang diperlukan pada bagian ini, adalah antara lain terhadap : 

- Kondisi dan fungsi kerja serta kapasitas dari alat pencampur
- Kondisi temperatur aspal, apakah sudah dikalibrasi
- Kondisi pedal alat pencampur, apakah sudah terjadi patah atau aus
- Kondisi pintu bukaan alat pencampur atau tutup pugmill, apakah ada kebocoran atau tidak
- Jarak terdekat pedal ke dinding alat pencampur
- Lamanya pencampuran (kering dan basah)

Sistem Kontrol Operasi 

Pemeriksaan yang diperlukan pada bagian ini adalah antara lain tehadap : 

- Kondisi dan fungsi dari ruang sistem kontrol
- Kondisi dan fungsi dari sistem kontrol, seperti : kompresor, silinder udara, filter udara
- Timer untuk pengendalian lamanya waktu pencampuran pada alat pencampur

Generator Set 

Pemeriksaan yang diperlukan pada bagian ini adalah antara lain tehadap : 

- Kondisi dan fungsi kerja dari generator.
- Kapasitas (KVA), bahan bakar, sistem kabel, dan jumlah generator


Kalibrasi Alat



1). Kalibrasi Bin Dingin 

a. Peralatan 

  - Peralatan uji kadar air , sepert : timbangan, wadah benda uji, oven 

  - Wadah untuk agregat, kapasitas ± 15 liter (3 buah) 

  - Stop watch, timbangan dengan kapasitas 20 kg (1 buah) 
  - Peralatan bantu lainnya, seperti : kunci pas, obeng, dan palu 
b. Persiapan 
  - Isi bin dingin dengan agregat yang akan digunakan, 
  - Pastikan pintu dingin berfungsi dengan baik 
  - Pastikan kecepatan ban berjalan, pengeluaran berfungsi dengan baik 
  - Sediakan formulir kalibrasi bin dingin 
c. Pelaksanaan kalibrasi bin dingin 
  - Jalankan ban pemasok agregat dari bin dingin ke pengering 
  - Hidupkan jenis pemasok yang tersedia pada bin dingin sampai agregat keluar 
  - Bila agregat konstan, tandai pada saat yang sama hidupkan stop watch 
  - Tentukan panjang agregat yang ada di ban berjalan dan pada saat yang bersamaan-
     matikan stop watch 
  - Agregat yang ada di ban berjalan ditimbang 
  - Ambil contoh agregat yang ada di bin dingin dan uji kadar air 
  - Lakukan proses seperti di atas paling sedikit 3 x untuk masing-masing bahan
    minimum 3 atau 4 bukaan pintu bin 
  - Pada bin dingin sistem ban atau apron, bukaan pintu bin dipertahankan tetap-
    yang diperlakukan sebagai variasi kecepatan ban atau apron 
  - Hasil pengukuran tersebut kemudian gambarkan dalam bentuk suatu grafik-
    hubungan bukaan pintu bin dingin dengan aliran agregat. 

Kalibrasi hubungan bukaan pintu bin dingin dengan aliran agregat

2). Kalibrasi Saringan Panas
    Kalibrasi saringan dilakukan dengan mengukur lubang saringan dan jumlahnya.

    a. Peralatan

      - Jangka sorong (sigmat), Meteran, Penggetar dan Tachometer.
    b. Persiapan
      - Buka penutup saringan dan Bersihkan saringan.
    c. Pelaksanaan kalibrasi saringan panas
      - Ukur lubang saringan dengan jangka sorong.
      - Lebar dan luas saringan.
      - Sesuaikan lubang saringan dan jumlah lubang dengan spesifikasi saringan.
    d. Pelaksanaan kalibrasi Penggetar
      - Ukur getaran alat penggetar dengan tachometer.
      - Sesuaikan getaran dengan manual alat penggetar.
      

3). Kalibrasi Pompa Aspal
    a. Peralatan

      - Stop watch, Wadah aspal 5 kgm, dan Timbangan kapasitas 20 kg, dan termometer

    b. Persiapan
      - Tentukan beberapa tekanan pompa aspal.
      - Tentukan temperatur untuk mencapai kekentalan aspal 170 ± 10 Cts
    c. Prosedur
      - Panaskan aspal sampai temperatur yang sesuai perencanaan;
      - Hidupkan pompa dan atur tekanannya sesuai yang diinginkan 
      - Normalkan aliran aspal;
      - Setelah pengeluaran stabil menampung aspal dan hidupkan stop watch;
      - Setelah aspal mencapai ± 5 kg pindahkan aspal dan matikan stop watch;
      - Catat selang waktu pengalirannya, dan timbang aspal yang tertampung diwadah 
      - Ulangi kalibrasi dengan kecepatan pompa yang lain;
      - Gambarkan kurva hubungan tekanan pompa dengan berat aspal yang keluar dari pompa. 

Kalibrasi Pompa Aspal
4). Kalibrasi Termometer

Lakukan kalibrasi pada instansi yang berwewenang, terhadap termometer pada dryer, termometer pada hot bin, termometer pada tangki aspal dan termometer pada teknisi
5). Alat Pengangkut (Dump Truck)

Pemeriksaan yang diperlukan pada bagian ini, adalah antara lain :

Truk untuk mengangkut campuran beraspal (Dump truck) harus mempunyai bak terbuat dari logam yang rapat, bersih dan rata, yang telah disemprot dengan sedikit air sabun, minyak bakar yang tipis, minyak parafin, atau larutan kapur untuk mencegah melekatnya campuran aspal pada bak.
Setiap genangan minyak pada lantai bak truk hasil penyemprotan sebelumnya harus dibuang sebelum campuran aspal dimasukkan dalam truk.
Tiap muatan harus ditutup dengan terpal atau bahan lainnya yang cocok dengan ukuran yang sedemikian rupa agar dapat melindungi campuran beraspal terhadap cuaca.
Bilamana dianggap perlu, bak truk hendaknya diisolasi dan seluruh penutup harus diikat kencang agar campuran aspal yang tiba di lapangan pada temperatur yang disyaratkan.
Jumlah truk untuk mengangkut campuran aspal harus cukup dan dikelola sedemikian rupa sehingga peralatan penghampar dapat beroperasi secara menerus dengan kecepatan yang disetujui.
Resume pemeriksaan dan pengujian secara sistematis seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini :

Ilustrasi pemeriksaan dan pengujian Selama Produksi Campuran


Pengendalian Mutu hasil produksi AMP
Pemeriksaan hasil produksi AMP

Pemeriksaan terhadap hasil produksi AMP sangat diperlukan untuk mengetahui secara dini penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, sehingga dapat diperbaiki dengan segera.
Pemeriksaan secara visual meliputi, antara lain, penyelimutan aspal pada agregat, kondisi dari campuran, warna asap campuran, temperatur campuran, uap dari campuran dan bentuk timbunan campuran dalam bak truk
Beberapa indikasi penyimpangan campuran beraspal panas, dapat dilihat secara visual,
Agregat tidak terselimuti, pencampuran kurang sempurna
Terjadi penggumpalan campuran, kemung-kinan kurang panas (underheating)
Campuran beraspal tampak kaku, campuran beraspal tersebut sudah dingin.
Warna asap biru, menyatakan kelebihan panas (overheating) dan warna asap putih berkabut (uap air) menyatakan kadar air pada agregat masih relatif tinggi.
Campuran beraspal tampak kering berwarna coklat, campuran beraspal mengandung ter-lalu sedikit aspal (kadar aspal kurang).
Segregasi pada campuran beraspal, kemung-kinan terjadi kesalahan penanganan di unit pencampur aspal
Terkontaminasi, campuran beraspal dapat terkontaminasi solar yang disemprotkan pada dasar truk atau dapat juga terkontaminasi baha-bahan lain.
Tampak campuran di dalam bak truk yang rata, menyatakan kelebihan panas atau kadar aspal atau kadar air relatif tinggi.
Pengambilan contoh untuk pengujian laboratorium harus dilakukan secara rutin.
Pengambilan contoh dan pengujian campuran beraspal merupakan langkah yang sangat penting dan harus dilakukan, untuk mengendalikan dan menjamin kualitas campuran beraspal yang dihasilkan memenuhi persyaratan.
Pengujian sifat-sifat fisik campuran (ekstraksi, analisa saringan, Marshall, kepadatan dll.), harus dilakukan setiap 200 ton produksi atau minimum 1 kali dalam satu hari.
Pengambilan contoh uji memegang peranan penting dalam pekerjaan pengendalian mutu, kesalahan pengambilan contoh uji dapat menghasilkan nilai keliru yang akhirnya mengakibatkan pengambilan kesimpulan yang keliru pula.
Jumlah contoh uji dan frekuensi pengujian secara rinci dicantumkan dalam spesifikasi.
Pengangkutan dan Penyerahan Hasil Produksi 
Dalam hal pengangkutan dan penyerahan hasil di lapangan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut, 
Campuran aspal harus diserahkan ke lapangan untuk penghamparan dengan suhu campuran tertentu sehingga memenuhi ketentuan viskositas aspal absolut yang ditentukan dalam JMF. (lihat Tabel Ketentuan Viskositas Aspal dan suhu Campuran )
Setiap truk yang telah dimuati harus ditimbang di rumah timbang dan setiap muatan harus dicatat berat kotor, berat kosong dan berat netto. 
Pemeriksaan temperatur di atas truk peng-angkut (dump truck) dengan pengukur suhu. 
Kebersihan truk pengangkut (bebas dari bahan yang dapat merusak aspal, yaitu solar atau oli). 
Pengangkutan campuran beraspal dengan jarak yang cukup jauh dan cuaca mendung campuran diatas truk harus ditutup terpal untuk mem-pertahankan temperatur campuran. 
Setiap campuran yang diangkut truk tiba di la-pangan harus diperiksa temperatur campuran dan diamati secara visual.

Pengendalian Mutu di Lapangan (Penghamparan dan Pemadatan) 
Pengendalian Mutu pada Pekerjaan Penghamparan 
A. Pemeriksaan sebelum pekerjaan Penghamparan 
1). Kesiapan Permukaan yang akan Dihampar. 
Penghamparan di atas lapis pondasi agregat harus memperhatikan kesiapan permukaan seperti : kepadatan, kerataan, tekstur, kadar air permukaan dan lainnya. 
Sementara untuk penghamparan di atas lapisan beraspal, maka kerusakan-kerusakan yang terjadi seperti retak, alur, dan lainnya harus diperbaiki terlebih dahulu. 
Dengan demikian sebelum penghamparan harus dilakukan pemasangan lapis resap pengikat (prime coats) atau lapis perekat (tack coats) pada permukaan perkerasan yang telah siap dengan kualitas dan kuantitas seperti yang disyaratkan. 

  a. Untuk Penghamparan di atas Lapis Pondasi Agregat 
      Pemeriksaan yang diperlukan pada bagian ini adalah, antara lain terhadap : 
Tekstur permukaan lapis pondasi agregat, bagian-bagian yang mengalami segregasi dan degradasi harus diperbaiki. 
Kepadatan lapis pondasi harus sesuai persyaratan, yaitu diuji dengan pengujian konus pasir (sand cone) atau metoda standar lainnya yang diijinkan. 
Kerataan permukaan lapis pondasi harus memenuhi toleransi yang disyaratkan, yaitu diuji dengan alat mistar datar 3 meter (straight edge) baik arah melintang maupun arah memanjang. 
Kadar air lapis pondasi agregat harus berada pada kadar air optimum. 
Permukaan harus bebas dari kotoran seperti tanah lempung, debu, plastik, dan lain-lain. 
Keseragaman kekuatan lapis pondasi agregat, untuk itu perlu dilakukan uji kekuatan (proof rolling). Metodanya adalah dengan melewatkan kendaraan truk yang bermuatan sekitar 8 ton secara perlahan-lahan dengan kecepatan setara dengan kecepatan berjalan kaki ( ± 5 km/h). Perhatikan perkerasan di bawah roda belakang. Apabila terlihat lendutan saat roda belakang lewat, maka pada lokasi atau segmen tersebut harus dilakukan perbaikan. 
  b. Untuk Penghamparan di atas Lapis Beraspal 
      Pemeriksaan yang diperlukan pada bagian ini adalah, antara lain terhadap :
Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada permukaan, seperti retak, lubang, alur, amblas dan lainnya harus diperbaiki. Metoda perbaikan yang umum dipakai adalah dengan pembongkaran dan penambalan. 
Kerataan permukaan dan kemiringan melintang harus memenuhi persyaratan, yaitu diukur dengan mistar datar 4 meter (straight edge). Jika diperlukan dapat dilakukan pekerjaan perataan (levelling) terlebih dahulu.  Untuk pekerjaan campuran beraspal yang dilakukan lapis per lapis dalam satu pekerjaan, maka persyaratan kualitas dan kuantitas lapis beraspal di bawahnya harus sudah terpenuhi, termasuk pengujian kepadatan, ketebalan dan elevasi.
  c. Pemasangan Lapis Resap Perekat atau Lapis Pengikat
Sebelum pemasangan lapis pengikat (tack coats) atau lapis resap ikat (prime coat), permukaan campuran beraspal harus dibersihkan terlebih dahulu dengan compressor udara atau sikat mekanis.
Untuk memperoleh hasil yang merata sebaiknya pemasangan lapis resap ikat dan lapis pengikat menggunakan asphalt distributor-batang penyemprot. Ketinggian batang penyemprot diatur sedemikian rupa disesuaikan dengan jarak nosel, agar diperoleh penyemprotan yang tumpang tindih (overlap) 2 atau 3 kali. Penyimpangan kerataan penyemprotan disyaratkan tidak lebih dari 15 %.
Jika terpaksa harus digunakan penyemprot tangan (hand sprayer), maka penyemprotan diarahkan agak keatas agar diperoleh penyemprotan yang merata (overlap 2 atau 3 kali) dan dengan kecepatan pergerakan yang konstan. Hand sprayer digunakan untuk daerah-daerah yang sulit dicapai dengan batang penyemprot. Unit pemanas tidak difungsikan jika meggunakan aspal emulsi.
Lapis resap ikat dan lapis pengikat harus dipanaskan pada temperatur yang sesuai sehingga viskositas/kekentalan aspal yang dihasilkan dapat memberikan hasil penyemprotan yang merata.
Untuk menguji keseragaman dan kuantitas pekerjaan lapis resap ikat dan lapis pengikat, dapat dilakukan dengan cara meletakkan karton persegi empat yang telah diketahui beratnya. Karton diletakkan di atas permukaan dan kemudian dilewati oleh asphalt distributor. Berat karton dengan aspal (kondisi kering) dikurangi berat karton semula merupakan berat lapis resap ikat atau lapis pengikat per m2 (jika luas karton 1 m2).
Pembersihan dengan compesor udara

Pemberian Lapis Resap Peresap


B. Pemeriksaan Alat Penghampar (Finisher)
Pemeriksaan yang diperlukan pada bagian ini, adalah :
Alat penghampar dan pembentuk harus penghampar mekanis bermesin sendiri yang mampu menghampar dan membentuk campuran beraspal sesuai dengan garis, kelandaian serta penampang melintang yang diperlukan.
Alat penghampar harus dilengkapi dengan penampung dan dua ulir pembagi (auger) dengan arah gerak yang berlawanan untuk menempatkan campuran aspal secara merata di depan "screed" (sepatu) yang dapat disetel.
Peralatan ini harus dilengkapi dengan perangkat kemudi yang dapat digerakan dengan cepat dan efisien dan harus mempunyai kecepatan jalan mundur seperti halnya maju.
Secara garis besar bagian utama dari finisher dibedakan menjadi dua, yaitu : unit traktor (tracktor) dan unit sepatu (screed).
 
1. Unit Traktor (Tractor Unit)
Unit traktor ini berfungsi menerima campuran beraspal dari truk dan kemudian mendis-tribusikan ke ulir pembagi (augers) dan selanjutnya ke unit screed.
Unit traktor dilengkapi dengan roda karet atau roda rantai besi, dan mempunyai mesin penggerak sendiri untuk bergerak ke depan.
Untuk menjamin peralatan berfungsi dengan baik, maka pemeriksaan yang diperlukan pada bagian ini adalah, antara lain terhadap :
a. Roda atau Rantai Baja (Tracks)Jika finisher menggunakan roda karet, maka tekanan roda harus diperiksa dan mempunyai tekanan yang sama untuk setiap roda. Tekanan roda dapat meng-ganggu pergerakan finisher dan berakibat hasil penghamparan tidak merata.
Jika finisher menggunakan traks, maka harus terpasang dengan baik dan tidak terlalu kencang. Pemasangan tracks yang kurang juga dapat mengganggu pergerakan finisher dan berakibat hasil penghamparan tidak merata.
b. Roda Pendorong Truk (Truck Push Roller)Roda pendorong harus bersih dan dapat bergerak bebas, jika roda tidak bersih dan tidak dapat bergerak dengan bebas, maka roda truk akan selip dan berakibat tambahan beban bagi finisher, menjadikan finisher sulit dikendalikan
c. Pemasok (Feeder)
Penampung (hopper) harus dilengkapi dengan sayap-sayap (hope wings) yang dapat dilipat dan digerakkan. Pelipatan sayap-sayap pada hopper untuk meng-habiskan campuran beraspal harus dilakukan sejarang mungkin, untuk meng-hindari terjadinya segregasi.
Ulir pembagi (auger) harus dapat membagi dengan arah gerak yang berlawanan untuk menempatkan campuran aspal secara merata di depan screed (sepatu) dan dapat disambung.

2. Unit Sepatu (Screed Unit) 
Unit ini mempunyai dua fungsi utama yaitu : untuk penghamparan campuran beraspal (dengan tebal, kemiringan dan kerataan yang sesuai) dan memberikan pra-pemadatan (pemadatan awal).
Sebagai penghamparan, hal yang perlu mendapat perhatian pada unit ini adalah sudut yang dibentuk antara pelat sepat (screed) dengan bidang horisontal. Sudut ini biasanya disebut sudut gesek atau sudut serangan (angle of attack). Sudut ini menentukan gaya tekan dan gesek yang diterima campuran beraspal, yang berarti juga menentukan tekstur dari campuran beraspal yang dihasilkan.
Sebagai pra-pemadatan, adalah memberikan pemadatan awal (pra-pemadatan) dengan jenis pemadat tumbuk (tamping bars-type) dan jenis pemadat getar (vibrating type).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar